Pejabat Vatikan telah menyampaikan harapan mereka untuk Presiden terpilih Donald Trump setelah kemenangannya dalam pemilihan presiden AS pada 5 November.
Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara, mengatakan, "Kami berharap dia diberi banyak kebijaksanaan," menambahkan bahwa kebijaksanaan adalah kebajikan utama bagi para pemimpin sebagaimana yang dijelaskan dalam Alkitab. Parolin, yang berbicara dalam sebuah acara di Roma, menyoroti pentingnya Trump untuk mengatasi polarisasi domestik: "Saya rasa dia harus bekerja terutama untuk menjadi presiden bagi seluruh negara."
Selain mendorong persatuan, Vatikan berharap Trump dapat memainkan peran konstruktif secara internasional. Parolin menyatakan bahwa presiden terpilih harus menjadi "elemen pelonggaran ketegangan dan pemulihan perdamaian dalam konflik-konflik yang sedang mengotori dunia." Dia mengakui janji Trump untuk menyelesaikan konflik-konflik tersebut, namun mencatat, "Saya rasa dia tidak memiliki tongkat sihir."
Parolin juga menjelaskan bagaimana sikap Tahta Suci terhadap imigrasi sejalan dengan pendekatan yang berperikemanusiaan. Dia menegaskan, "Kami mendukung kebijakan yang bijaksana terhadap imigran dan karenanya kebijakan yang tidak sampai pada ekstrem seperti itu," merujuk pada rencana deportasi yang diusulkan Trump.
Pastor Antonio Spadaro, seorang penasihat Paus Fransiskus, menyebutkan bahwa meskipun ada perbedaan antara Trump dan Tahta Suci dalam isu-isu seperti migrasi dan perubahan iklim, dialog tetap penting.
"Tahta Suci tidak pernah membagi dunia menjadi pihak yang baik dan pihak yang buruk," kata Spadaro, menegaskan sikap Vatikan untuk mencari titik temu.